Karya sastra merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan pesan tetang kisah dan kehidupan manusia sehari-hari melalui bahasa tulis. Dengan karya sastra kita dapat mendapatkan pegetahuan luas dan pemahaman yang mendalam mengenai diri kita, mengenai dunia dan kehidupan kita.
Karya sastra ialah karya seni yang indah dan merupakan pemenuhan keperluan manusia terhadap naluri keindahannya. Karya sastra dapat memberikan pada kita penghayatan yang mendalam terhadap apa yang kita ketahui. Pengetahuan yang kita peroleh bersifat penalaran, tetapi pengetahuan itu dapat menjadi hidup dalam sastra.
Puisi sebagai bagian dari karya sastra, keberadaannya erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan tidak bisa lepas pula dari masyarakat dan budaya tempat lahirnya puisi itu sendiri. Puisi tak bisa lepas dari produk zaman yang melahirkan sastra itu. Karya sastra khususnya puisi merupakan cerminan masyarakat dan budaya yang nampak di dalamnya, terutama sikap penga-rang dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam masyarakat dan budayanya.
Puisi sebagai karya sastra itu puitis. Disebut puitis apabila puisi itu dapat menarik perhatian, membangkitkan perasaan, menimbulkan tanggapan yang jelas, secara umum bila hal itu menimbulkan keharuan. Hal yang menimbulkan keharuan itu bermacam-macam, maka kepuitisan pun bermacam-macam. Misalnya dengan bentul visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi persajakan, aso-nansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, unsur-unsur ketatabahasaan, gaya bahasa, sarana retorika dan sebagainya.
Tiap pengarang memiliki gaya tersendiri dalam melahirkan pikirannya untuk membangun kepuitisan tersebut. Chairil Anwar sebagai sastrawan angkatan 45 dan merupakan pelopor pada masa itu dalam puisinya memanfaatkan sarana retorika yang unik dan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan sastrawan-sastrawan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya model kajian yang lebih terstruktur, mendalam, tetapi praktis untuk mengetahui lebih jauh mengenai sarana retorika. Maka dari itu penulis perlu mengkaji lebih jauh mengenai sarana retorika dalam kumpulan puisi Chairil Anwar melalui judul penelitian "Analisis Sarana Retorika dalam Kumpulan Puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar".
Puisi sebagai bagian dari karya sastra, keberadaannya erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan tidak bisa lepas pula dari masyarakat dan budaya tempat lahirnya puisi itu sendiri. Puisi tak bisa lepas dari produk zaman yang melahirkan sastra itu. Karya sastra khususnya puisi merupakan cerminan masyarakat dan budaya yang nampak di dalamnya, terutama sikap penga-rang dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam masyarakat dan budayanya.
Tiap pengarang memiliki gaya tersendiri dalam melahirkan pikirannya untuk membangun kepuitisan tersebut. Chairil Anwar sebagai sastrawan angkatan 45 dan merupakan pelopor pada masa itu dalam puisinya memanfaatkan sarana retorika yang unik dan ciri khas tersendiri dibandingkan dengan sastrawan-sastrawan lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya model kajian yang lebih terstruktur, mendalam, tetapi praktis untuk mengetahui lebih jauh mengenai sarana retorika. Maka dari itu penulis perlu mengkaji lebih jauh mengenai sarana retorika dalam kumpulan puisi Chairil Anwar melalui judul penelitian "Analisis Sarana Retorika dalam Kumpulan Puisi Deru Campur Debu karya Chairil Anwar".
