Karya sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang yang di dalamnya ternuansakan kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikiran ataupun suasana rasa atau emosi. Karya sastra itu lahir dari pengekspresian ungkapan pengalaman yang telah lama ada dalam jiwanya dan mengalami proses pengolahan jiwa secara mendalam melalui proses perenungan.
Gejala jiwa yang ditangkap oleh sang pengarang dari manusia lain tersebut kemudian diolah dalam batinnya dipadukan pada kejiwaannya sendiri lalu dibuatlah menjadi suatu pengetahuan baru dan diendapkan dalam batin. Jika endapan pengalaman tersebut telah cukup kuat memberikan dorongan pada batin sang pengarang untuk menjalankan proses kreatif, maka dilahirkannya endapan dalam wahana bahasa yang dipilihnya dan diekspresikan menjadi karya sastra..
Sastra sebagai gejala kejiwaan yang di dalamnya terkandung kejadian-kejadian kejiwaan yang tampak lewat tingkah laku tokoh-tokohnya. Karya sastra mengandung psikologi yakni mengenai jiwa manusia. Karena karya sastra berisi kejadian-kejadian kejiwaan manusia, dalam bahasa sansekerta jiwa merupakan lembaga hidup atau daya hidup. Jiwa merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dipandang dan belum bisa di ungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderunng mempelajari jiwa yang memateri yakni bentuk tingkah laku manusia sepanjang hidupnya.
Dalam perkembangannya, manusia mengalami proses perubahan baik jasmani ataupun rohani. Perubahan itu disebabkan unsur perkembangan yang ada pada manusia. Perkembangan itu dapat dipengaruhi oleh lingkungnan seperti halnya psikologi behavior yang berpijak pada anggapan bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil bentukan dari lingkungan.
Dalam mengamati tingkah laku manusia, biasanya kita dapat mengetahui apa yang dikerjakan seseorang, sebelum megetahui mengapa ia berbuat demikian atau bagaimana ia telah menjalankannya. Bahkan orang itu sendiri terkadang juga demikian keadaannya karena kerap kali seseorang kurang menyadari motif-motifnya sendiri atau proses yang terjadi dalam di dalamnya jiwanya.
Lingkungan bukanlah benda-benda yang konkret saja, perasaan dan harapan-harapan yang ada dalam diri kita termasuk juga lingkungan. Begitu juga masalah dan persoalan yang sedang kita hadapi semuanya ini bisa memberikan perangsang pada diri kita untuk menjalankan suatu perbuatan tertentu. Dalam interaksi antara individu dan lingkungan, ada empat kemungkinan hubungan yakni, individu menentang lingkungannya, individu memanfaatkan lingkungannya, individu ikut serta pada apa yang sedang berjalan dalam lingkungannya, dan individu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Kondisi yang terjadi pada manusia nyata juga terdapat pada manusia-manusia imajiner. Begitu juga pada novel kemerdekaan "Dimulai dari Lidah" karya A.D. Donggo ini merupakan novel yang menggambarkan sosok tokoh dengan berbagai macam tingkah laku sesuai deangan lingkungan yang mempengaruhinya, sehingga menarik untuk dikaji dengan memanfaatkan ilmu psikologi.
Gejala jiwa yang ditangkap oleh sang pengarang dari manusia lain tersebut kemudian diolah dalam batinnya dipadukan pada kejiwaannya sendiri lalu dibuatlah menjadi suatu pengetahuan baru dan diendapkan dalam batin. Jika endapan pengalaman tersebut telah cukup kuat memberikan dorongan pada batin sang pengarang untuk menjalankan proses kreatif, maka dilahirkannya endapan dalam wahana bahasa yang dipilihnya dan diekspresikan menjadi karya sastra..
Sastra sebagai gejala kejiwaan yang di dalamnya terkandung kejadian-kejadian kejiwaan yang tampak lewat tingkah laku tokoh-tokohnya. Karya sastra mengandung psikologi yakni mengenai jiwa manusia. Karena karya sastra berisi kejadian-kejadian kejiwaan manusia, dalam bahasa sansekerta jiwa merupakan lembaga hidup atau daya hidup. Jiwa merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dipandang dan belum bisa di ungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderunng mempelajari jiwa yang memateri yakni bentuk tingkah laku manusia sepanjang hidupnya.
Dalam perkembangannya, manusia mengalami proses perubahan baik jasmani ataupun rohani. Perubahan itu disebabkan unsur perkembangan yang ada pada manusia. Perkembangan itu dapat dipengaruhi oleh lingkungnan seperti halnya psikologi behavior yang berpijak pada anggapan bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil bentukan dari lingkungan.
Dalam mengamati tingkah laku manusia, biasanya kita dapat mengetahui apa yang dikerjakan seseorang, sebelum megetahui mengapa ia berbuat demikian atau bagaimana ia telah menjalankannya. Bahkan orang itu sendiri terkadang juga demikian keadaannya karena kerap kali seseorang kurang menyadari motif-motifnya sendiri atau proses yang terjadi dalam di dalamnya jiwanya.
Lingkungan bukanlah benda-benda yang konkret saja, perasaan dan harapan-harapan yang ada dalam diri kita termasuk juga lingkungan. Begitu juga masalah dan persoalan yang sedang kita hadapi semuanya ini bisa memberikan perangsang pada diri kita untuk menjalankan suatu perbuatan tertentu. Dalam interaksi antara individu dan lingkungan, ada empat kemungkinan hubungan yakni, individu menentang lingkungannya, individu memanfaatkan lingkungannya, individu ikut serta pada apa yang sedang berjalan dalam lingkungannya, dan individu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Kondisi yang terjadi pada manusia nyata juga terdapat pada manusia-manusia imajiner. Begitu juga pada novel kemerdekaan "Dimulai dari Lidah" karya A.D. Donggo ini merupakan novel yang menggambarkan sosok tokoh dengan berbagai macam tingkah laku sesuai deangan lingkungan yang mempengaruhinya, sehingga menarik untuk dikaji dengan memanfaatkan ilmu psikologi.
