Sastra dan kehidupan tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Seorang pengarang menghayati berbagai masalah dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkan kembali melalui cerita fiksi sesuai dengan pandangannya. Fiksi menceritakan interaksi pengarang dengan lingkungannya dan sesamanya, bahkan interaksi dengan dirinya sendiri. Karya sastra adalah salah satu dari beberapa sarana yang dipakai oleh pengarang untuk menyampaikan kisah kehdupan manusia sehari-hari melalui bahasa tulis.
Karya sastra merupakan karya seni yang indah dan merupakan pemenuhan keperluan manusia terhadap naluri keindahannya. Karya sastra dapat memberikan penghayatan yang mendalam terhadap apapun yang diketahui. Pengetahuan yang diperoleh bersifat penalaran, tetapi pengetahuan itu dapat menjadi hidup dalam sastra.
Novel menawarkan berbagai masalah-masalah manusia, kemanusiaan, hidup, dan kehidupan. Pengungkapannya dilaksanakan secara selektif dan dibentuk sesuai tujuan dengan memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa karya sastra merupakan suatu kejadian sosial, karena pada hakikatnya sastra merupakan produk sosial.
Seorang pengarang hakikatnya merupakan seorang anggota masyarakat. Oleh karena itu, ia terikat oleh status sosial tertentu. Itulah sebabnya sastra dapat dilihat sebagai institusi sosial yang memanfaatkan sarana bahasa. Bahasa itu sendiri merupakan produk sosial sebagai sistem tanda yang mempunyai sifat arbitrer. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri merupakan suatu kenyataan sosial.
Kasih sayang adalah bagian dari kehidupan manusia. Dalam karya sastra, tidak sedikit kita temukan pengarang menggunakan hal tersebut untuk menarik minat pembacanya. Memang harus diakui bahwa hidup merupakan pemberian perhatian orang lain, baik perhatian yang didapatkan dari orang tua, suami isteri, saudara, kawan dan sebagainya. Dapat dibayangkan seandainya hidup saling mengacuhkan, hidup sendiri dengan tiadanya saling memperhatikan terhadap lingkungan.
Saling memperhatikan mencerminkan adanya hubungan kasih sayang. Kasih sayang terbentuk kalau kita saling memperhatikan. Kasih sayang takkan lahir jika kita tak melahirkannya. Kasih sayang memerlukan keterbukaan, pengertian, pengorbanan, dan tanggung jawab. Novel "Robert Anak Surapati" karya Abdoel Moeis adalah salah satu karya sastra yang menarik untuk dikaji karena di dalamya terdapat banyak hal yang menyangkut unsur kasih sayang yang dirasa perlu untuk diteliti lebih dalam lagi.
Novel menawarkan berbagai masalah-masalah manusia, kemanusiaan, hidup, dan kehidupan. Pengungkapannya dilaksanakan secara selektif dan dibentuk sesuai tujuan dengan memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa karya sastra merupakan suatu kejadian sosial, karena pada hakikatnya sastra merupakan produk sosial.
Kasih sayang adalah bagian dari kehidupan manusia. Dalam karya sastra, tidak sedikit kita temukan pengarang menggunakan hal tersebut untuk menarik minat pembacanya. Memang harus diakui bahwa hidup merupakan pemberian perhatian orang lain, baik perhatian yang didapatkan dari orang tua, suami isteri, saudara, kawan dan sebagainya. Dapat dibayangkan seandainya hidup saling mengacuhkan, hidup sendiri dengan tiadanya saling memperhatikan terhadap lingkungan.
Saling memperhatikan mencerminkan adanya hubungan kasih sayang. Kasih sayang terbentuk kalau kita saling memperhatikan. Kasih sayang takkan lahir jika kita tak melahirkannya. Kasih sayang memerlukan keterbukaan, pengertian, pengorbanan, dan tanggung jawab. Novel "Robert Anak Surapati" karya Abdoel Moeis adalah salah satu karya sastra yang menarik untuk dikaji karena di dalamya terdapat banyak hal yang menyangkut unsur kasih sayang yang dirasa perlu untuk diteliti lebih dalam lagi.