Secara umum, gaya bahasa adalah pengaturan kalimat-kalimat dan kata-kata oleh pengarang dalam mengekspresikan gagasan, ide, serta pengalamannya dalam mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca. Gaya bahasa berkaitan dengan situasi dan suasana di mana gaya bahasa dapat menciptakan perasaan hati tertentu, misalkan kesan senang, baik, buruk, dan lain-lain. Dengan begitu, maka dapat disimpulkan jika gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca.
Gaya bahasa merupakan pemanfaatan kata-kata kiasan dan perbandingan yang sesuai untuk melukiskan suatu maksud untuk mewujudkan daya cipta pengarang dalam membuat karya cipta sastra dengan mengemukakan pemilihan kata yang sesuai. Sastra adalah pengungkapan suatu proses kehidupan, serta apa yang dipikirkan atau direnungkan. Sastra diciptakan dari keinginan dasar manusia untuk mengungkapkan diri serta menaruh minat pada sesama manusia, menaruh minat pada dunia realita dan angan-angan, dan keinginan dasar untuk mencintai. Sastra lahir sebagai dorongan asasi yang sesuai dengan kodrat insani manusia.
Seorang pengarang akan mengungkapkan segala perasaannya melalui gaya bahasa, sesuai dengan pribadi pengarang sendiri. Gaya bahasa dikenal sebagai kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui tingkah laku, bahasa, berpakaian, dan sebagainya.
Gaya bahasa merupakan cara memanfaatkan bahasa. Gaya bahasa menghendaki kita dapat menilai watak, pribadi, dan keterampilan seseorang yang menggunakan gaya bahasa tersebut. Keterampilan seseorang dalam mempergunakan bahasa menurut situasi sosial, melahirkan gaya pada karya sastra yang diciptakan. Karena keterampilan dan situasi sosial tidak sama, maka gaya yang terdapat pada setiap sastrawan pun tidak sama pula. Oleh sebab itu, setiap sastrawan memiliki gayanya sendiri-sendiri yang membedakan seorang sastrawan dengan sastrawan yang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menganalisis gaya bahasa dalam karya sastra. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti lebih jauh mengenai gaya bahasa yang ada di surat-surat dalam novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" karya Hamka.
Seorang pengarang akan mengungkapkan segala perasaannya melalui gaya bahasa, sesuai dengan pribadi pengarang sendiri. Gaya bahasa dikenal sebagai kemampuan dan keahlian untuk menulis atau mempergunakan kata-kata secara indah. Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui tingkah laku, bahasa, berpakaian, dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menganalisis gaya bahasa dalam karya sastra. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti lebih jauh mengenai gaya bahasa yang ada di surat-surat dalam novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" karya Hamka.
